Follow Us

Bertemu Presiden Jokowi, Pedagang Kelontong yang Jadi Korban Penjarahan Kerusuhan 22 Mei Berurai Air Mata

Veronica S - Sabtu, 25 Mei 2019 | 10:03
 
Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (24/5/2019) sore, menerima dua pedagang kelontong yang menjadi korban rusuh 22 Mei 2019 lalu.
(Fabian Januarius Kuwado via Kompas.com)
(Fabian Januarius Kuwado via Kompas.com)

Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (24/5/2019) sore, menerima dua pedagang kelontong yang menjadi korban rusuh 22 Mei 2019 lalu.

GridPop.ID - Aksi kerusuhan 22 Mei di beberapa kawasan di Jakarta menyisakan kisah pilu.

Dikutip dari Tribunnews.com, aksi berawal di depan gedung Bawaslu, Jakarta, pada Selasa (21/5/2019).

Namun, aksi tersebut berujung ricuh setelah disusupi sekelompok orang yang melakukan provokasi.

Baca Juga: Terkesan Garang Saat Bertugas, Begini Kisah Haru di Balik Foto Anggota Brimob yang Viral Saat Kerusuhan 22 Mei

Kerusuhan berlanjut hingga Rabu (22/5/2019) dan meluas hingga ke kawasan Tanah Abang, Jalan Sabang, dan Asrama Brimob di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat.

Di balik kerusuhan 22 Mei itu, ada kisah lain dialami para pemilik warung yang merugi karena dijarah.

Namun, usai penjarahan yang terjadi tiga hari lalu itu, para pemilik usaha kecil itu baru saja bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Kerusuhan 22 Mei, Video Suara Kameramen Kompas TV Justru Viral hingga Sukses Bikin Terbahak-bahak!

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (25/5/2019) seorang pemililk warung kopi dan mi rebus di Perempatan Sabang, Jakarta Pusat, Ismail (68) menjadi salah satu korban yang dijarah.

Ia tak mengaku tak menyangka bisa bertemu Presiden RI Joko Widodo.

"Sejak saya jualan tahun 1975 di Jakarta, baru sekarang ketemu Presiden. Sampai nangis, saking senengnya," kata Ismail, ditemui di puing sisa warungnya, di Jakarta, Jumat (24/5/2019) malam, seperti dikutip Antara.

Baca Juga: Malangnya Para Pedagang Pasar Tanah Abang, Terpaksa Tutup Toko hingga Kerugian Mencapai Rp 50 Miliar Per Hari Akibat Kerusuhan 22 Mei

Sudah sejak 20 tahun lalu, bapak tiga anak itu berjualan dengan menumpang di sampong Pos SUb Sektor Polisi Sabang yang dibakar massa saat kericuhan yang terjadi 22 Mei 2019.

Saat terjadi kericuhan, pria asal Leuwiliang, Bogor, itu sedang tidur karena warungnya sengaja ditutup mengantisipasi kericuhan yang sempat terjadi sehari sebelumnya.

"Saya masih tidur itu. Kemudian ada yang lempar-lempar, saya keluar. Barang-barang (dagangan) dikeluarin, saya kira diselamatin. Ternyata, ikut dibakar," kenangnya.

Baca Juga: Kerusuhan Berdarah di Bawaslu, Anies Baswedan Sebut 6 Orang Meninggal, Ada Luka Robek Menembus Paru-paru

Bahkan, Ismail masih ingat betul tiga tabung elpijinya dijarah oleh massa pada kericuhan yang mengakibatkannya menelan kerugian sampai Rp 20 juta.

Meski demikian, ia mengaku sangat senang bisa bertemu Presiden Jokowi.

Terlebih, Ismail juga diberi santunan untuk mengganti kerugian usahanya.

Baca Juga: Aksi Demonstrasi di Depan Bawaslu Berujung Ricuh, Kapolri Ungkap Sosok Provokator dan Jumlah Bayaran yang Diterima Oleh Mereka

"Dikasih (uang) buat santunan. Belum tahu jumlahnya berapa, belum saya hitung. Masih di sini," katanya, sembari menunjuk kantong celananya.

Ismail mengaku selama ini memang sangat ingin bertemu Presiden.

Apalagi Jokowi diketahui kerepa menikmati makanan di Restoran Garuda yang berada di belakang Pos Sub Sektor Polisi Sabang.

"Pak Jokowi sering makan di situ (Restoran Garuda), sudah empat kali kalau enggak salah. Saya cuma lihat saja. enggak bisa ketemu. Eh, sekarang bisa ketemu," kata Ismail.

Baca Juga: Ditemukan Amplop Berisi Uang dari Demonstran Depan Kantor Bawaslu, Polisi Duga Kericuhan Dipicu Oleh Massa Bayaran

Selain Ismail, ada juga Abdul Rajab (62), pemilik warung kelontong di lokasi yang sama juga menjadi korban penjarahan saat kericuhan terjadi.

Andri (28), karyawan Rajab menyebutkan, kaca lemari etalase pecah, kulkas pecah, dan isinya dijarah habis oleh massa saat kericuhan itu.

"Rokok, minuman dingin, semua dagangan diambil, ada uang tunai juga. Saya lari, takut. Banyak sekali massa," kata Kuple, sapaan akrab Andri yang sudah lima tahun bekerja di warung Rajab.

Baca Juga: Kobaran Api Muncul, Massa Dipukul Mundur, Begini Kondisi Terakhir Saat Subuh di Gedung Bawaslu

Pria asal Sukabumi, Jawa Barat itu mengaku baru pertama kali ini mengalami situasi ricuh yang membuatnya harus terkena gas air mata.

"Sebenarnya warung sempat buka pada Rabu (22/5). Dari jam 12 siang sampai tujuh malam (19.00 WIB). Warung tutup, saya jaga saja. Jam 12 malam (24.00 WIB) ricuhnya," katanya.

Kuple mengetahui sang majikan baru saja bertemu Presiden Jokowi, namun tak mengetahui hasil pertemuan itu secara persis.

Baca Juga: Minta Situng Dihentikan Karena Dianggap Bermasalah, BPN Prabowo-Sandiaga Laporkan Kasus Ini ke Bawaslu

"Iya, tadi (Rajab) ketemu Pak Presiden. Enggak tahu gimana tadi. Orangnya juga sudah pulang, rumahnya di Depok," katanya. (*)

Source : Kompas.com ANTARA Tribunnews.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular