Dilansir dari SCMP via Kompas.com, seorang diplomat AS, Mark Lenzi, mengalami gejala sakit kepala hingga hilang ingatan secara misterius saat ditempatkan di China.
Untuk itu, ia berjanji akan menyumbangkan otak miliknya untuk penelitian.
Mark telah menandatangani perjanjian untuk menyumbangkan otaknya setelah mati untuk dipelajari oleh CTE Center di Boston University pada Jumat (10/5/2019) kemarin.
Baca Juga : Bikin Resah, Satpol PP Tindak Tegas Warung Kelambu yang Buka di Bulan Puasa
Perjanjian serupa juga ditandatangani oleh ribuan nama lainnya, termasuk banyak mantan pemain National Football League (NFL).
Mark, yang merupakan teknisi keamanan di Departemen Luar Negeri, termasuk dalam rombongan diplomat yang dievakuasi dari Konsulat AS di Guangzhou, China, pada tahun lalu.
Awalnya, Mark dan istrinya mengaku mulai mendengar suara-suara aneh di apartemen tempat tingga mereka di China pada 2017.
Kemudian Mark menunjukkan gejala yang konsisten dengan gegar otak.
Dia percaya jiak dirinya telah menjadi korban serangan semacam senjata gelombang energi, meski dia tidak menyebutkan China.
Kementrian Luar Negeri China mengatakan pada 2018, bahwa mereka tidak menemukan petunjuk apap pun.
Baca Juga : Meghan Markle dan Pangeran Harry Ternyata Tak Berhak Miliki Hak Asuh Putranya Karena Alasan Ini