Sebagaian besar wilayah yang terdampak hingga kini masih tertutup lumpur material banjir.
Diperkirakan masih banyak korban yang terperangkap materi lumpur.
"Air masih mengalir cukup deras tapi perlu diwaspadai. Kita masih melakukan pencarian," kata dia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sejak September 2018, Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) bersama BNPB telah memperingatkan tentang adanya banjir bandang.
Wilayah Sentani itu rawan banjir akibat kerusakan lingkungan dan pertambangan liar di lokasi situ.
Apalagi pada tahun 2007 lalu, di Sentani juga pernah diterjang banjir bandang.
Kejadian banjir bandang yang menerjang pada Sabtu silam, menurut Sutopo, menunjukkan hujan deras yang terjadi pada sore hari membendung air di sungai ada. Namun air kemudian meluap dan menerjang wilayah di sekitarnya.
"Ini karakter banjir besar yang terjadi di Indonesia kita bisa melihat bagaimana kayu gelondongan yang begitu besar dan batu besar menerjang desa-desa,"
Untuk mengantisipasi banjir bandang, Wantanas dan BNPB sudah melakukan penanaman 20.000 bibit pohon untuk memperbaiki lingkungan, terutama hutan yang ada.