"Kadang berishin kapal, nurunin ikan hasil melaut, atau kerja apa saja yang penting menghasilkan," jelas Jon Sonir yang mengaku tahu persis keseharian Suryanah dan anak bungsunya.
Baca Juga : Masih Ingat Sosok Arya Permana, Anak Obesitas dengan Berat Hampir 2 Kuintal? Begini Kabar Terbarunya!
"Hasilnya yang kadang tidak seberapa, mungkin hanya bisa buat hidup sehari-hari saja," imbuhnya.
Selain tergantung pada anaknya, warga sekitar dan orang yang lewat depan gubuknya kerap peduli pada Suryanah.
Kadang ada yang memberi makanan, beras, uang, atau apa saja sebagai ungkapan simpati.
Dikutip dari Tribun Video, Bang Ben sore itu munvul ketika wartawan sedang mengobrol bersama Jon Sonir dan sejumlah warga lain yang berdatangan.
Tak banyak kata-kata, Bang Ben sigap menghampiri gubuk ibunya, memberi tahu sudah waktunya pulang.
Ia mengemasi barang-barang di gubuk, membuka plastik yang menutupi kursi roda di depan gubuk.
"Kita akan pulang Mak," kata Bang Ben yang berasal dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
Di gubuk inilah nenek Suryanah hidup dan dibawa anak bungsunya tiap hari. Saat bekerja di pelabuhan, si nenek ditinggalkan di gubuk mungil Tepi Batang Arau Kota Padang. Saat sore, Bang Ben menjemput dan mengajak pulang.
Sembari berkemas-kemas, Bang Ben mengatakan ibunya sudah beberapa waktu tidak bisa bergerak.