Baca Juga : Pencarian Pesepakbola Emiliano Sala Dihentikan, Saudara Perempuannya Tak Terima: Tolong, Mereka Masih Hidup
Namun dua minggu kemudian, dokter mengungkapkan untuk mengoperasi mata kiri anak Rianti.
Dokter menjelaskan jika penyakit mata yang diderita sang anak ditakutkan bisa menular.
"Dua minggu kemudian kata dokter dioperasi lagi mata kiri. Saya sempat tanya 'kenapa, kan mata kiri nggak ada apa-apa'. Katanya (dokter) 'kan takut menular'. Saya nggak ngerti apa-apa kedokteran, yang saya tahu mata anak saya sehat aja. Mata kiri anak saya juga tanam lensa," jelasnya lagi.
Baca Juga : Pria di Sulawesi Gagal Perkosa Gadis 16 Tahun Karena Digigit Semut di Semak-Semak
Namun anak Rianti kembali mengalami pendarahan di mata kanan.
Rianti pun segera membawa ke rumah sakit kembali, namun tak disangka tanggapan dokter mengejutkan.
Hingga akhirnya sang dokter pun melakukan rujukan untuk anak Rianti ke rumah sakit di Samarinda.
"Seminggu sehabis mata kiri, (terjadi) pendarahan di mata kanan. Saya datang ke dokter, katanya 'saya takut lihat mata anak kamu, bisa-bisa ini meletus, pecah'. 'Loh dokter kok takut, kan dokter yang operasi'. Saya rujuk aja ke Samarinda katanya" imbuh Rianti.
Baca Juga : Kejam, Wanita Ini Mutilasi dan Bakar Ratusan Gadis Belia untuk Mendapatkan Darah Perawan Sebagai Tumbal
Di rumah sakit rujukan, Rianti menemukan fakta bahwa di rumah sakit sebelumnya tidak memiliki peralatan medis yang lengkap.
"Dokter juga ngomong 'kenapa operasi di rumah sakit Kutai Timur? Di sana alat belum lengkap'. Terus dokter yang operasi (dari rumah sakit sebelumnya) tidak ada komentar sama sekali," tutur Rianti denagn air mata yang tumpah.