"(Kondisinya) tenang, nggak ada (angin kencang). Anginnya tenang," tegas Riedhan.
"Sampai orang bilang tanda-tanda tsunami kayak gempa atau airnya surut dulu, atau gemuruh itu nggak ada sama sekali. Kita nggak ngerasain apa-apa," timpal Cynthia.
Riedhan juga menceritakan hal aneh berupa firasatnya mengenai tsunami, 15 menit sebelum insiden nahas terjadi.
"Buka maps, ternyata aku di ujung (pulau Jawa) atasnya Selat Sunda. Terus aku mikir, oh kalau tsunami berarti namanya tsunami Selat Sunda," kata Riedhan.
Cynthia kemudian menceritakan keadaannya saat tsunami terjadi.
Menurutnya, banyak orang yang terseret ke tengah laut akibat tsunami tersebut.
Beruntung, dirinya menemukan pohon lalu memeluknya erat-erat agar tak terbawa arus.
"Seinget aku, aku lagi duduk aku liat tiba-tiba ada air di atas panggung. Ombaknya tinggi banget sekitar 7 meter. Kita di dalam air terus ngikutin arus. Saat di dalam (air) aku mikir ya Allah aku kena tsunami? Aku udah kehabisan napas. Terus aku berpikir anakku gimana anakku gmana?"tutur Cynthia.
"Aku berusaha naik dari air itu. Aku ketemu pohon, aku peluk. Aku teriak-teriak manggil Kezie, papa, itu kondisi air masih tinggi banget, terus nggak berapa lama air surut, baru ketemu dia (suami)" lanjut Cynthia.
Ketika ditanya perasaannya yang sempat kehilangan anaknya selama hampir 24 jam saat tsunami, Cynthia mengungkapkan perasaan hancur.
Baca Juga : Dijebak Telepon dengan Ariel NOAH, Luna Maya: 'Gue Tabok Juga Lu Ya!'