Ia juga menyebut ada dugaan percobaan penutupan informasi oleh orangtua R dan KH hingga akhirnya kasus tersebut terungkap.
Diana mengatakan, ia merekam semua pernyataan korban karena ada perbedaan pengakuan saat korban berada di dekat orangtuanya.
Saat sendiri, korban mengaku diancam akan dibunuh. Namun saat ada orangtuanya, korban menyatakan tak ada ada ancaman dari kakaknya.
Menurut Diana, orang tua korban seakan-akan ingin melindungi anak laki-lakinya.
"Trauma, anak ini secara tidak langsung ada penekanan dari pihak keluarga, penerimaan keluarga belum sepenuhnya," lanjut Diana.
Kronologi Kasus Terungkap
Kasus inses ini terungkap saat korban diantar ke bidan desa untuk berobat.
Saat diperiksa R ternyata mengalami keguguran, namun hasil tersebut tak diterima oleh orang tua korban.
Orangtua R kemudian mendatangi kepala desa setempat untuk meluruskan permasalahan tersebut. Namun kades menghubungi Bhabinkantibmas karena merasa ada yang janggal dari penjelasan orangtua R.
Pada Senin (18/3/2024), sang kades pun ke rumah korban R untuk membawa gadis 16 tahun itu ke puskesmas.
Ternyata di rumah korban sudah ada petugas Pendamping Rehabilitasi dan Pekerja Sosial Kemensos (Kementerian Sosial) Kabupaten Rejang Lebong.