Follow Us

Bukannya Trauma Dihamili Kakak 3 Kali, Korban Inses di Bengkulu Nangis Kejer & Peluk Pelaku: Cepat Pulang Kak

Ekawati Tyas - Minggu, 24 Maret 2024 | 19:45
 
Korban inses malah nangis dan peluk pelaku, berharap si kakak cepat pulang.
TribunBengkulu.com
TribunBengkulu.com

Korban inses malah nangis dan peluk pelaku, berharap si kakak cepat pulang.

Baca Juga: Geger Hubungan Inses Adik-Kakak di Bengkulu, Korban Lahirkan Bayi dan Sempat 3 Kali Keguguran, Ortu Malah Tutupi Ulah Bejat Pelaku

Sikap RI menangis memeluk pelaku dianggap sebagai perilaku tidak biasa dari seorang korban.

Perilaku RI mirip seperti gejala sindrom stockholm atau stockholm syndrome.

Stockholm syndrome adalah suatu gangguan psikologis yang membuat korban malah memiliki rasa kasih sayang dan empati terhadap pelaku.

RI bukannya merasa sebagai korban, tapi malah menaruh simpati pada pelaku.

Korban inses di Bengkulu berubah drastis setelah bicara dengan keluarganya.
TribungBengkulu.com
TribungBengkulu.com

Korban inses di Bengkulu berubah drastis setelah bicara dengan keluarganya.

Pelaku hanya memintanya untuk menjaga rahasia, bukan ancaman akan dibunuh.

Pekerja sosial Kementerian Sosial Diana Ekawati kepada TribunBengkulu.com mengatakan, emosi RI tidak stabil dan tertekan setelah terungkapnya kasus inses Bengkulu ini.

Upaya orang tua RI yang terkesan ingin menutupi hubungan inses tersebut juga membuat pemulihan korban akan menjadi makin sulit.

Korban inses malah nangis dan peluk pelaku, berharap si kakak cepat pulang.
TribunBengkulu.com
TribunBengkulu.com

Korban inses malah nangis dan peluk pelaku, berharap si kakak cepat pulang.

"Trauma, anak ini secara tidak langsung ada penekanan dari pihak keluarga," kata Diana kepada TribunBengkulu.com.

Diana saat ini terus berupaya ingin mendampingi korban, meski korban memaksa pulang setelah diajak bicara orang tuanya.

Source : Tribun Trends Open AI Chat GPT

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular