Waprakecvara merupakan tepat suci (keramat) sinkretisme antara kebudayaa Hindu dengan kebudayaan Indonesia.
Mulawarman juga melakukan upacara Vratyastoma sebagai keturunan Aswawarman, dimana upacara tersebut adalah penyucian diri untuk masuk kasta Ksatria.
Pada masa Mulawarman, upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana yang berasal dari orang Indonesia asli.
Kondisi tersebut membuktikan kemampuan intelektualnya tinggi, sebab Bahasa Sansekerta bukan bahasa rakyat sehari-hari.
Masa kejayaan Kerajaan Kutai juga ditandai dengan kondisi ekonomi kerajaan yang berkembang pesat dari sektor pertanian dan perdagangan.
Hal tersebut disebabkan, letak kerajaan yang strategis. Mulawarman juga melakukan upacara pengorbanan emas yang jumlahnya sangat banyak.
Emas tersebut dibagikan kepada rakyat dan dipersembahkan kepada dewa.
Raja-raja Kerajaan Kutai
Baca Juga: Cuci Seprai Setelah Hubungan Intim Penting Dilakukan, Berikut Penjelasannya
Selain pendiri Kerajaan Kutai, Prasasti Yupa juga menyebutkan raja-raja yang pernah memerintahkan Kerajaan Kutai.
- Maharaja Kudungga, dengan gelar Anumerta Dewawarman (sebagai pendiri)
- Maharaja Aswawarman (anak dari Raja Kudungga)
- Maharaja Mulawarman (raja yang terkenal)
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masa Kejayaan Kerajaan Kutai dan Rajanya"