Kendati demikian, besar harapannya, pihak atasannya di markas untuk secara objektif memberikan sanksi maksimal terhadap pihak yang bersalah atas kasus tersebut.
Bahkan, jika sanksi itu, berbuah pemecatan terhadap kedua belah pihak, istrinya; Ipda DS dan si teradu Ipda ADSY. Ipda MA mengaku, akan lebih legawa.
"Saya minta Ipda A dipecat, karena sudah bikin sakit hati saya. Bikin hancur keluarga saya. Awal saya enggak seperti itu. Saya 2,5 bulan saya merawat anak. Jadi harus ditebus harus dipecat. Bila perlu dua duanya dipecat gak apa-apa. Saya siap. Setimpal. Saya sudah disakit," katanya bernada bicara mendadak sesenggukan, dengan kondisi warna pupil matanya berubah memerah, lalu berkaca-kaca, dan basah digenangi air mata yang menuruni pipinya.
Disinggung mengenai nasib biduk rumah tangganya nanti.
Apakah bakal memilih tetap bercerai atau tetap membuka pintu maaf selebar-lebarnya kepada sang istri untuk memperbaiki segala sesuatunya.
Ipda MA mengaku pasrah dengan kehendak Tuhan yang akan terjadi pada beberapa waktu ke depan.
Terpenting, kini, dirinya telah hidup bersama keempat anaknya yang masih sekolah dan membutuhkan kasih sayang.
Meskipun itu, harus menyewa sebuah rumah kontrakan, agar terpisah dari sang istri.
"Anak pilihan anak terserah (setelah bercerai). Kalau minta mamanya boleh. Minta ikut saya boleh. Saya enggak mau menuntut. Yang penting anak harus jadi anak soleh solehah gak sampai terjadi seperti ini,".
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul "Dua Perwira Polda Bali Selingkuh, Padahal Pasangan Masing-masing Juga Kerja di Tempat Sama, Disidang"
Baca Juga: Dikira Polos, Suami Kaget Perselingkuhan Dibongkar sang Anak: Ayah Sentuh Bibi di Tempat Tidur
(*)