Berbicara kepada mStar, gadis yang tinggal di Sungai Buloh, Selangor ini mengakui banyak kenangan pahit manis dengan teman-temannya selama empat tahun kuliah.
Yang paling berkesan, katanya, ia dan teman-temannya harus berjuang menyelesaikan penjualan barang dalam rangka Entrepreneur's Day sebelum Malaysia diberlakukan fase Movement Control Order (MCO) pada Maret 2020.
“Studi saya berubah menjadi empat tahun karena Covid-19. Memang banyak kenangan tentang masa studi saya."
Menurut Syira, ia tumbuh normal, namun ia mulai menyadari tinggi badannya yang kerdil saat SMA.
"Saya ingat lagi sehari sebelum MCO. Setelah pengumuman MCO, kami semua harus menyelesaikan penjualan barang-barang yang ada. Padahal seharusnya dijual untuk Hari Pengusaha.
“Waktu itu gelap banget. Tapi kami masih sempat berjualan sampai habis. Setelah itu kami semua disuruh pulang. Saat itu saya semester akhir. Jadi saya sedikit kesal karena harus berpisah dengan teman-teman saya dalam suasana kelam. Itu hari terakhir kami di asrama,” ujarnya lagi.
Syira yang kini bekerja sebagai desainer grafis di Puncak Alam pun mengenang momen awal dirinya didiagnosis mengidap masalah tulang yang menghambat pertumbuhannya.
Baca Juga: Viral di TikTok Wanita Asyik Joget di Halaman Masjid, Tuai Kecaman hingga Akhirnya Ngaku Khilaf
Menurut Syira, ia tumbuh normal, namun ia mulai menyadari tinggi badannya yang kerdil saat SMA.
“Waktu aku masih kecil, itu tidak terdeteksi. Baru terdeteksi ketika aku SMA. Aku bertanya-tanya mengapa tidak bertambah tinggi? Ketika periksa di rumah sakit, ternyata aku mempunyai masalah tulang. Dokter memberitahu bahwa tulangku tidak terlalu bagus".
“Badanku normal semua, hanya masalah tulang. Aku tidak punya masalah kesehatan lain. Saat aku masih sekolah, tidak ada yang mengolok-olokku. Yang ada hanya teman yang bercanda. Seperti menyuruh aku duduk di depan kelas, karena aku pendek".
"Tidak ada ejekan yang melukai hati. Alhamdulillah semua memperlakukanku baik-baik saja, tidak ada bullying yang buruk-buruk," ujarnya mengakhiri pembicaraan.