Munculnya upas ditandai cuaca terik pada siang hari dan sore hari muncul kabut tipis.
Namun, kata Septi Eka, cuaca kembali berubah saat malam hari, suhu udara menjadi dingin sekitar 0 sampai 5 derajat celcius.
"Kalau suhu udara berada pada titik beku air, bakal dijumpai frozen di kawasan lautan pasir," jelas Septi.
Diketahui, fenomena embun upas atau embun yang membeku, terjadi di lautan pasir Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo.
Fenomena tersebut, membuat lautan pasir seolah tampak diselimuti salju.
Di sisi lain, fenomena embun upas di lautan pasir Gunung Bromo justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Sebab, fenomena itu tidak setiap hari terjadi, hanya musik kemarau, yakni sekitar Juni-Agustus.
"Ketika embun upas muncul, Gunung Bromo menjadi makin eksotis. Sehingga mengundang perhatian wisatawan. Di sisi lain, kami mengimbau, agar wisatawan mengenakan pakaian tebal karena musim kemarau suhu udara dingin," ungkap Septi Ayu.
Penjelasan BMKG
Dikutip dari kompas.com, Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Muhammad Hakiki, mengatakan fenomena embun es di Bromo merupakan fenomena yang normal.
Menurutnya, fenomena itu dapat terjadi setiap tahun di kawasan daratan tinggi, seperti Bromo Tengger.