Kendati demikian, dia memastikan, ide tersebut hingga saat ini belum pernah dibahas bersama Kementerian PUPR.
Pihaknya mengatakan, dalam beberapa waktu ke depan, Kementerian PUPR masih akan fokus untuk menyelesaikan pembangunan sisa ruas tol Trans Jawa dari Probolinggo-Besuki hingga Situbondo dan Banyuwangi.
"Selain itu, menyelesaikan pembangunan ruas Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali," ujar Endra.
Butuh Waktu dan Biaya Sangat Besar
Pada medio 2020 Endra pernah mengatakan, pembangunan tol bawah laut atau jembatan penghubung Jawa dan Bali akan memerlukan waktu dan biaya besar.
"Dan belum ada minat dari investor untuk membangun itu, karena pasti hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat panjang dan juga biaya yang sangat besar," kata dia, dikutip dari Kompas.com (26/6/2020).
Baca Juga: Bye Stres! Begini Cara Mengatasi Rambut Beruban di Usia Muda, Cukup Modal Jeruk Nipis
Sebagai gantinya, saat ini pergerakan barang dan orang, terutama wisatawan menuju Bali difasilitasi oleh kapal feri dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Kemudian, melanjutkan perjalanan menggunakan tol dari Pelabuhan Gilimanuk hingga Kota Denpasar dan kawasan Sarbagita, Bali.
Selain itu, kapal feri pun kini telah diperbanyak, pelabuhan dimodernisasi, serta sistem pelayanan dipermudah, sehingga masyarakat yang menggunakan kendaraan tidak mengalami antrean.
"Jadi ini yang dimaksud oleh Bapak Presiden Joko Widodo terkait konektivitas atau tol laut," terangnya.
Dia melanjutkan, tol laut bukan berarti membangun jalan tol di atas Selat Bali atau menghubungkan Jawa-Bali secara fisik.