Pasalnya, sperma terdiri dari dua kromosom, yakni kromosom X dan kromosom Y.
"Kromosom X jika bertemu dengan sel telur, maka akan jadi anak perempuan. Sedangkan kalau kromosom Y, akan menjadi anak laki-laki," jelas Dara.
Dia melanjutkan, saat sperma keluar dari tubuh laki-laki, mereka akan membawa dua macam kromosom tersebut.
Perbandingan kromosom X dan Y ini bisa seimbang atau 50:50.
Namun, bisa juga lebih dominan kromosom X atau sebaliknya, kromosom Y lebih mendominasi.
Di sisi lain, saat perempuan mencapai orgasme, maka akan keluar cairan vagina yang memiliki sifat lebih basa dari biasanya.
"Cairan yang sifatnya basa ini lebih ramah terhadap kromosom Y dan tidak ramah untuk kromosom X," terang Dara.
Oleh karenanya, kata dia, kromosom Y bisa hidup lebih lama di dalam organ kandungan daripada X.
Di samping itu, saat perempuan mengalami orgasme di tengah masa ovulasi, maka kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki pun lebih besar.
Adapun sebagai informasi, ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium atau indung telur, menuju tuba falopi untuk dibuahi sperma.
Pada masa ovulasi inilah seorang perempuan yang berhubungan intim memiliki peluang atau kesempatan besar untuk hamil.
"Begitu pun sebaliknya. Kalau Bunda mau punya anak perempuan, sebisa mungkin tahan orgasmenya," ungkap Dara.