"Saya tidak mau lagi kembali ke pondok itu, takut," sambil terisak FA mengatakan ingin pindah sekolah.
"Saya dilecehkan, alasan Abah obati dengan ruqyah," kata FA.
Atas peristiwa tersebut, FA jatuh sakit dan Abah berpura-pura mengobatinya dengan dalih melakukan ruqyah.
"Abah pura-pura obati kaki saya. Abah pegang kaki saya dan tangan terus naik meraba tubuh ke atas. Saya berteriak," ucap FA.
Keesokan harinya, terduga pelaku kembali masuk ke dalam kamar asrama dan mencoba memeluknya. Ia berteriak lagi. Namun temannya mengira ia kesurupan.
"Saya dikira kesurupan dan bercanda sama teman-teman," sebutnya.
Setelah itu, ia dan teman-temannya kabur dari ponpes lewat jendela. Abah sempat mengancam akan memukul mereka.
Imbas kejadian ini, aksi cabul sang ponpes pun terkuak. Saat didalami setidaknya ada 29 santriwati yang diduga menjadi korban pelecehan Abah si pemimpin ponpes.
Diwartakan TribunJateng.com, Saat ini terduga KH (36) selaku pimpinan pondok sudah diamankan di Polres Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Kapolres Sumbawa AKBP Heru Muslimin, Rabu (31/5/2023), membenarkan adanya laporan dugaan kekerasan seksual tersebut.
Kasus tersebut saat ini sedang ditangani penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Sumbawa.