Apabila kita memiliki perasaan ini sedangkan teman kita tidak demikian, hal itu bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan bagi kita atau si dia.
Skenario seperti itu bisa berlaku jika kita menghadapi situasi di mana hubungan seks dan keterikatan emosional terjadi pada saat bersamaan.
Sementara itu Martinez menyampaikan, kita tidak dapat memegang kendali ketika kita atau teman mengembangkan perasaan yang lebih kuat atau menginginkan komitmen yang lebih dalam.
Aturan berinteraksi dalam hubungan FWB dan batasan yang sudah dibuat pada akhirnya tidak berarti jika aturan dan batasan tersebut samar.
"Saya percaya jenis hubungan ini (FWB) bisa bekerja dengan batasan yang benar dan komunikasi yang jelas seputar apa yang kamu berdua inginkan," ungkap Martinez.
Namun, jika kita dan teman sering menghabiskan waktu bersama dan terlibat dalam kegiatan sosial layaknya dua insan yang berpacaran, hubungan FWB berisiko menimbulkan situasi yang membingungkan dan berpotensi membuat sakit hati.
3. FWB menutup masukknya orang lain yang mau berkomitmen serius
Friends with benefits menutup peluang kita untuk bertemu seseorang dengan potensi komitmen jangka panjang alias hubungan yang lebih serius.
Tidak masalah jika kita belum berfokus dalam hubungan yang berkomitmen. Namun, apabila kita ingin menjalin hubungan serius pada akhirnya, FWB justru menciptakan masalah.
"Jika waktu dan perhatian kita tersita pada teman, kita mungkin tidak menyadari upaya pendekatan yang dilakukan orang lain kepada kita," sebut Martinez.
"Kita seolah mengirimkan isyarat bahwa kita tidak mencari atau tidak tertarik dengan hubungan serius, jadi buat apa orang lain repot-repot mendekati kita?" imbuh wanita itu.