Demikian ungkap Kim Langdon, MD, ob-gyn yang berbasis di AS. Alasan ini pula yang menyebabkan infeksi bakterial vaginosis sulit diatasi bahkan dihilangkan.
Pasalnya, bakteri tersebut memiliki kecenderungan untuk membentuk biofilm untuk melindungi dirinya.
Risiko tidak terjadi pada semua orang
Beberapa fakta di atas menunjukkan keluhan atau risiko secara keseluruhan akibat penggunaan minyak kelapa sebagai pelumas.
Namun, para ahli meyakini risiko tersebut tidak dialami semua orang.
Sebab, setiap tubuh itu memiliki keunikan tersendiri, termasuk di dalam vulva atau ekosistemnya.
"Saya memiliki pasien yang sering pakai minyak kelapa sebagai pelumas tanpa masalah."
"Sehingga, beberapa risiko tersebut tampaknya hanya berlaku bagi sebagian orang. Tetapi, perlu dicatat bahwa risiko itu tetap ada," jelas Dr. Brighten.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minyak Kelapa Dijadikan Pelumas Saat Bercinta, Aman Enggak Sih?"
GridPop.ID (*)