Namun, pengacara wanita ini dilaporkan menyebit kliennya ini menderita depresi gegara stres atas kematian pasien yang ditangani dan kapasitas mentalnya terganggu.
Kuboki sendiri mengatakan kalau ia tak ingin disalahkan oleh anggota keluarga korban ketika ada yang salah terjadi pada pasiennya saat dirinya bertugas selama di pengadilan.
Ia akui merasa lega ketika salah satu korbannya ini meninggal.
“Saya ingin menghindari tuduhan kelalaian anggota keluarga jika pasien meninggal dalam pengawasan saya,” kata Kuboki, dikutip dari The Straits Time, Selasa (9/11/2021).
“Saya membuatnya sedemikian rupa sehingga mereka mati ketika saya tidak bertugas.”
Untuk diketahui, Kuboki ini ditangkap pada 2018 silam.
Penasehat hukumnya pun memohon hukuman penjara seumur hidup dibandingkan hukuman mati karena alasan kondisi mental kliennya yang tak stabil.
“Motifnya sangat egois, dan dengan melakukan itu, dia menunjukkan ketidakpedulian yang sangat kuat terhadap kesucian hidup,” kata Hakim Ketua Kazunori Karei.
Hakim pun memutuskan Kuboki bertanggungjawab atas kematian Sozo Nishikawa (88), Nobuo Yamaki (88) dan Asae Okitsu (78).
Nishikawa dan Yamaki ini menderita sakit yang parah dan diperkirakan cuma dapat bertahan hidup selama beberapa minggu.
Sedangkan, Okitsu dirawat di rumah sakit karena sakit siku dan lutut kanannya terluka usai terjatuh serta diperkirakan akan segera dipulangkan.