Keikutsertaan warga inilah sebagai bentuk silahturahmi antar warga saat Ramadhan.
Potongan kerbau kemudian dibagi secara rata kepada warga satu kampung yang ikut patungan tersebut.
Biasanya daging kerbau dimasak saat Idul Fitri dan ikut dibagikan pada warga yang kurang mampu.
Tradisi Andilan memperlihatkan suatu nilai positif yaitu merupakan simbol kerukunan masyarakat Betawi.
Tradisi ini juga menjadi simbol gotong royong, guyub dan berbagi di antara mereka.
Selain itu Andilan juga menunjukan identitas masyarakat Betawi yang awalnya adalah masyarakat agraris dengan komunitas yang erat.
Sayangnya saat ini tradisi ini mulai memudar dikarenakan berkurangnya lahan dan kebun.
Dilansir artikel Warta Kota, sejarawan JJ Rizal mengungkapkan, masyarakat Betawi tempo dulu memiliki tradisi yang disebut motong kebo andilan.
Sebelum memasuki Ramadan, warga di satu kampung akan mengumpulkan uang untuk membeli kerbau.
Masyarakat Betawi kala itu sebagian besar merupakan petani.
Itu juga menjadi salah satu alasan kenapa hewan yang dipilih adalah kerbau.