Untuk menyediakan pintu masuk yang terang bagi imam, pejabat militer memerintahkan penduduk setempat untuk memegang lilin di jalan-jalan yang gelap dan melindunginya dalam bingkai kayu agar tidak meledak.
Seiring waktu, struktur kayu ini muncul menjadi lentera berpola, dan sekarang ditampilkan di seluruh negeri, menyebarkan cahaya selama bulan suci.
Saat ini, fanous sering diintegrasikan ke dalam tradisi lokal lainnya.
Misalnya, saat bulan suci, anak-anak berjalan-jalan dengan lentera mereka, bernyanyi riang sambil meminta hadiah dan permen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Tradisi Unik Menjelang Ramadhan di Berbagai Negara, Apa Saja?"
(*)