Dilansir oleh tribunkesehatan.com dari laman dikes.bandungkab.go.id, pneumonia menyebabkan terjadinya peradangan yang mengakibatkan tertimbunnya eksudat di paru, sehingga terjadi gangguan pertukaran gas.
Pneumonia dapat menyerang siapa saja, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
Berdasarkan data UNICEF melalui laporan Fighting For Breath (2019), lebih dari 800.000 balita di dunia menderita penumonia dan sekitar 2000 balita meninggal setiap harinya.
Dari data yang sama, Indonesia memang termasuk negara yang memiliki kemajuan baik dalam pencegahan dan penanganan pneumonia.
Meski demikian, angka kematian balita akibat pneumonia Indonesia pada 2018 adalah sebesar 4/1.000 kelahiran hidup.
Namun, angka ini sudah cukup baik dibandingkan dengan negara lainnya, tetapi masih belum mencapai target global pada 2025, yaitu 3/1.000 kelahiran hidup.
Data ini memprihatinkan dan diperkirakan angkanya meningkat akibat dampak Covid-19 pada anak.
Gejala Pneumonia
Pneumonia pada anak memberikan gejala yang berbeda-beda tergantung usia anak.
Gejala yang paling sering dialami yaitu:
1. Sesak atau sulit bernapas