"Sebagian besar mereka khawatir akan menanggalkan pakaiannya, atau dipermalukan di depan umum," kata Jetsada Taesombat, direktur eksekutif Aliansi Transgender Thailand untuk Hak Asasi Manusia.
"Beberapa orang sangat stres bahkan ingin bunuh diri untuk menghindari wajib militer," tambahnya.
Melansir Kompas.com, pengecualian wamil ini hanya dapat diperoleh transgender yang telah memiliki sertifikat pembebasan wajib militer yang diurus melalui proses hukum.
Seorang Ladyboy Thailand mendaftarkan diri untuk menjalani wajib militer
Yang jadi masalah, tidak semua transgender memiliki surat tersebut.
Para aktivis hak asasi manusia terus berjuang agar transgender memperoleh pengakuan dari negara.
Meski mempunyai sertifikat pembebasan dari wajib militer, kaum transjender tetap harus datang di hari penyaringan wajib militer, dan menunjukan surat pembebasan itu.
Barulah para petugas percaya, dan mereka tak harus ikut dalam penyaringan wamil.
Para Ladyboy saat menjalani wajib militer di Thailand
Sementara bagi yang tak mempunyai surat itu, mereka harus tetap harus ikut dalam proses penyaringan.
Penentuan wajib militer biasanya diadakan tiap bulan April.