Gurindam Dua Belas kemudian diterbitkan oleh Belanda pada 1953.
Pahlawan Nasional Indonesia
Raja Ali Haji tutup usia pada 1873 di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
Jenazahnya kemudian disemayamkan di Kompleks Pemakaman Engku Putri Raja Hamidah.
Melansir Serambinews.comdari Kemendikbud.go.id, Gurindam Dua Belas ini tercipta atas keprihatinanRajaAliHajiterhadap kondisi yang membahayakan terhadap kehidupan masyarakat Melayu Kerajaan Riau-Lingga, juga sebagai tanggungjawab moral beliau memelihara dan mempertahankan eksistensi agama dan budaya Islam yang harus menjadi pegangan hidup masyarakat Melayu.
Melalui karya tulis ini beliau berusaha agar agama dan adat-istiadat bernafaskan Islam melembaga kembali dalam kehidupan masyarakat melayu Kerajaan Riau-Lingga.
Gurindam Dua Belas memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi.
Baik dari nilai pendidikan, nilai agama, nilai sosial, nilai moral serta nilai seni.
Dinamakan Gurindam Dua Belas dikarenakan memiliki dua belas pasal.
Gurindam Dua Belas memiliki keistimewaan yaitu karya sastra yang mampu tegak sendiri tanpa kawan.Gurindam Dua Belas memiliki ajaran dan tuntunan moral yang berlandaskan agama Islam.
Selain itu, Gurindam Dua Belas juga menjadi wadah untuk Raja Ali Haji melakukan syiar Islam.