Usut punya usut, Passahon adalah seorang duda dan hanya tinggal bersama dua putrinya yang masih kecil.
Sehari-hari Passahon bekerja sebagai buruh kasar.
Si putri bungsu mengatakan, hanya ada tiga selimut tipis di rumahnya.
Rumahnya yang terbuka membuat udara dingin mudah masuk ke dalam.
Jadi Passahon menyerahkans selimut itu untuk putrinya.
Menurutnya, ia mampu menahan ekstremnya cuaca dingin tersebut meski tanpa mengenakan selimut hangat.
Tapi salah satu putri Passahon melihat jika ayahnya makin kedinginan saat larut malam.
Alhasil ia pun memberinya selimut.
Ketika mencoba memberikan selimut untuk ayahnya, si anak perempuan itu mencoba membangunkan ayahnya.
Kerabat dan keluarganya datang ke rumahnya sedih mengetahuinya meninggal.
Namun, Passahon sudah dalam keadaan kaku dan tak mau bangun.