Dalam perkembangannya, Ludruk tidak hanya berfungsi sebagai hiburan rakyat, tapi juga berfungsi sebagai media perjuangan.
Melalui Ludruk, para pemain biasa melontarkan kritik secara halus kepada penguasa yang tidak berpihak pada rakyat.
Awalnya Cak Sapari terjun sendiri ke seni Ludruk, lalu bertemu dengan rekannya Cak Kartolo di Jombang.
Keduanya kemudian berkolaborasi sebagai pengisi acara di Program Pro4, Radio RRi pada tahun 1960-an.
Penampilan Cak Sapari dan kawan-kawan sukses mencuri perhatian sehingga seni ludruk di Kota Surabaya kian terkenal.
Seiring dengan teknologi yang semakin maju, eksistensi Cak Sapari mulai berkurang karena usianya yang semakin bertambah.
Dalam kehidupan pribadinya, Cak Sapari memiliki istri bernama Suryaningsih. Keduanya dikarunai lima orang anak.
Seniman senior ini tutup usia pada 15 September 2022 pukul 04.30 di RSUD dr. Mohamad Soewandhie, Surabaya.
Almarhamum memiliki riwayat diabetes dan telah menjalani pengobatan diabetes selama lima tahun terakhir.
Kabar duka kematian Cak Sapari ini dibagikan oleh sahabatnya Cak Kartolo melaluli akun Instagramnya @cakkartolochannel.
GridPop.ID (*)