Andi mengatakan, dengan naiknya harga barang-barang pokok, daya beli masyarakat menurun.
"Daya beli cenderung menurun, orang yang ke belanja ke pasar makin sedikit," terangnya.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya di Pasar Lubuk Buaya, Nur Atripia.
"Harga cabai merah di sini Rp 90 ribu sebelumnya hanya Rp 75 ribu, naik sejak BBM naik," ungkapnya.
Sebagai tambahan informasi seperti yang dikutip dari Kompas.com, turunnya daya beli buruh tidak hanya karena kenaikan harga BBM.
Ketua SPSI Karawang, Ferry Nuzarli mengatakan, naiknya upah minimum pekerja pada 2022 yang sedikit, juga sudah memicu turunnya daya beli para buruh.
"Tentu berpengaruh. Terutama daya beli menurun sekitar 50 persen," kata Ferry saat dihubungi (6/9/2022).
Ferry menyebut, kenaikan harga BBM bakal memicu naiknya harga bahan pokok hingga kebutuhan sekunder.
Para buruh akan lebih selektif dalam berbelanja.
Apalagi harga-harga diprediksi bakal naik.
"Akan lebih ngirit. Karena harga nasi uduk misalnya, akan naik," kata dia.