Sementara itu, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, kenaikan harga telur belakangan akibat tingginya harga jagung internasional.
Menurutnya, kebutuhan jagung untuk pakan ternak masih membutuhkan impor, karena pasokan domestik belum mencukupi.
Namun usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/8/2022), Zulkifli mengatakan harga telur ayam akan turun dalam 3 sampai 4 pekan ke depan.
“Jadi mudah-mudahan tiga minggu atau satu bulan mendatang sudah turun lagi,” kata Zulkifli Hasan seperti yang dikutip dari TribunBisnis.
Menurut Zulkifli, harga telur tersebut akan turun secara wajar. Artinya meski harga telur turun, tetapi angkanya tidak merugikan peternak.
“Konsumen beli tidak berat, tapi peternak tidak rugi,” katanya.
Ketua Umum PAN tersebut mengatakan harga telur idealnya Rp 28.000-Rp 29.000 per kilogram.
Apabila di bawah itu menurut Zulkifli maka peternak akan merugi.
Ia lanjut menerangkan penyebab melambungnya harga telur hingga mencapai Rp 32.000 per kilogram.
Menurutnya harga telur naik karena stok rendah. Penyebabnya, peternak melakukan afkir dini atau menjual ayam petelur sebagai ayam potong.
“Pengusaha mereka melakukan afkir dini. Itu ayam yang petelur itu dipotong dijual jadi berkurang,” tandasnya.