"Bahkan awalnya dia (W) tidak tahu kalauKopdaMuslimintelah punya anak dan istri. Begitu tahu dia sudah mulai menjauh. Tapi ini belum dikroscek karena Muslimin sudah meninggal dunia," ujarnya.
Dikatakannya, semasa hidupnya setiap kali bertemu, Muslimin selalu menelepon selingkuhannya dan dijemput di suatu tempat.
"Domisilinya memang Semarang. Memang setiap kali ketemu di kos dan yang menyewakan Muslimin," tutur dia.
Selama bersama Muslimin, sang selingkuhan bekerja menjual kartu perdana telepon. Inilah yang membuat Muslimin mudah berganti-ganti nomor ponsel.
"Ganti nomor ponsel agar Muslimin tidak ketahuan. Jadi dia sangat mudah sekali gonta-ganti nomor ponsel dan Muslimin punya empat ponsel," imbuhnya.
Tak hanya selingkuhannya, Kopda Muslimin juga telah menipu mertuanya.
Dilansir dariTribun JabarKapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengungkapkan, uang ratusan juta yang dipakaiKopdaMusliminuntuk menyewa pembunuh bayaran itu berasal dari orang tua sang istrialias mertuanya.
Menurut Kombes Irwan, uang tersebut seharusnya digunakan untuk biaya pengobatan rumah sakit.
"Jadi, salah satu pegawai di rumahKopdaMusliminini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya untuk biaya rumah sakit," kata Irwan diSemarang, Rabu (27/7/2022).
Irwan mengungkapkan pegawai yang diminta mengambil uang di rumah orang tua korbanRinaWulandariitu diketahui sehari-hari bertugas merawat burung peliharaanKopdaMuslimin.
Saat datang ke rumah orang tua korban, kata Irwan, pegawai tersebut mengaku diperintahkan untuk mengambil uang Rp 120 juta dari ibu mertuaKopdaMuslimindengan alasan biaya rumah sakit.