Minta Ganja Medis Dilegalkan, Ini Kisah Perjuangan Santi untuk Obati Putri Tercintanya yang Menderita Celebral Palsy, Optimis Buah Hatinya Bisa Terobati

Setelah Pika umur dua bulan, Santi dan suami membawa ke Bali. Sebab Santi dan suami masih harus bekerja di Bali.

Pika kecil tumbuh dengan sehat. Buah hati Santi dan suaminya ini pun menjadi anak yang periang dan beraktivitas seperti anak pada umumnya.

Pada saat akan lulus Taman Kanak-kanak (TK), Pika mulai muntah-muntah dan lemas.

"Saya ditelepon suruh membawa pulang, nanti istirahat besok sudah segar lagi, begitu beberapa kali. Kemudian muncul kejang," ungkapnya.

Mengetahui kondisi Pika, Santi kemudian membawa buah hatinya ke rumah sakit untuk periksa. Awalnya, dokter memvonis Pika epilepsi.

"Karena kejang tanpa demam (dokter menyampaikan) epilepsi begitu, kemudian diperiksa lanjutan. Mulai saat itu Pika minum obat kejang," urainya.

Santi mengungkapkan, kondisi Pika saat itu masih bagus, masih bisa berjalan, tapiseiring berjalanya waktu Pika mulai kesulitan untuk berjalan dan kesulitan memegang sesuatu.

Santi yang merasa kesulitan mencari lokasi terapi di Bali pada tahun 2015 memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.

Baca Juga: VIRAL Tukang Ojek Kelewat Polos, Tertipu Saat Transaksi Ganja Langsung Gercep Lapor Polisi, Begini Percakapannya dengan Pihak Berwajib yang Auto Bikin Ngakak

Santi lantas kembali ke Yogyakarta bersama buah hatinya. Sedangkan suaminya tetap berada di Bali untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Selama di Yogyakarta, Pika harus keluar masuk rumah sakit karena kejang masih sering muncul. Seiring berjalanya waktu, kondisi Pika pun mulai menurun.

"Lama-lama kondisinya menurun, menurun. Kondisi seperti itu disebut oleh dokter cerebral palsy," tuturnya.