Menurutnya, ada sekitar hampir 1.200 karangan bunga duka cita yang tercatat, juga pelayat yang hadir ke makam Emmeril Kahn Mumtadz yang bernama kecil Eril, di Desa/Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung sekitar 8.000, di luar tamu VIP. Pun dengan petakziah yang hadir untuk mendoakan almarhum Eril selama 17 hari berturut-turut sekitar ratusan bahkan ribuan yang datang.
"Ini konteksnya bukan membesar-besarkan angka, tapi mungkin kami akan kesulitan untuk menyampaikan rasa terima kasih," ungkapnya.
"Mungkin kami akan luput menyampaikan terima kasih secara personal satu per satu, kepada orang yang sudah pernah membantu menyampaikan simpati dalam berbagai bentuk, untuk itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih banyak, jazakumullah. Hanya Allah sebaik-baiknya yang bsa memberi balasan," tambahnya.
Elpi juga berterima kasih dan mengapreasiasi positif kepada rekan-rekan media lewat kerja jurnalistik humanisnya.
"Secara umum kami apresiasi sangat positif, kami harap situasi positif ini bisa terjaga," kata Elpi.
Elpi menilai pendekatan media yang humanis ini menjadi harapan di tengah banyak tantangan di media sosial di mana masih banyak misinformasi, disinformasi, bahkan hoaks terkait almarhum Eril.
Pihak keluarga, sambung dia, tidak bisa mencegah dan mengendalikan.
Keluarga juga sangat menyadari peristiwa Eril yang masuk ke ruang publik menjadi konsumsi publik.
Maka dari itu banyak berbagai pandangan saran, opini terhadap situasi.
"Perbedaan pandangan ini lumrah karena negara demokrasi, semua orang bisa berpendapat," ungkap Elpi.
Elpi mengatakan pihak keluarga mendapatkan hikmah serta pelajaran berharga, yakni keikhlasan, ketawakalan, berpikir positif, dan menyeimbangkan upaya optimal dengan doa kepada Allah swt.