KepergianMauraMagnalianampaknya membuatNurulArifinhingga saat ini belum ikhlas.
Hal itu nampak ketika istriMayongSuryoLaksonomengunggah potret sang anak sulung di laman akun Instagram pribadinya.
Dilansir dari Sripoku.com, Nurul Arifin menuliskan jika sebelum meninggal dunia,MauraMagnaliasempat meenyelesaikan masa studi pendidikannya di luar negeri.
"*REMEMBERING MORA* Mora, pergi 100 hari yang lalu. Mora sempat ujian thesis di Departemen Culture Studies Universitas Sidney, lulus.
Video ini salah satu karyanya menelusuri kota di Korea Selatan mereport soal keberadaan perempuan dan kekerasan gender di Korea sebagai seorang feminis.," tulis Nurul Arifin.
IstriMayongSuryoLaksonoitu pun menuliskan lagi apa cita-cita putri sulungnya itu.
"Cita-cita Mora seperti berkali-kali dia sampaikan pada saya adalah menjadi dosen filsafat. Dia keras sekali membaca buku Jean Baudrillard, Deleuze, Derrida, dan Foucault," lanjutnya.
100 hari ditinggalMauraMagnaliaNurulArifinmengaku bahwa ia masih saja merasa kehilangan.
Hingga kini kepergianMauraMagnaliamembuatNurulArifinsangat kesal bercampur marah.
Ia kesal dan marah lantaran mempertanyakan mengapa putri sulungnya yang begitu jenius dan gila dengan cepat pergi meninggalkannya.
"Kepergiannya membuat saya kesal betul bercampur marah (gak jelas pada siapa) mengapa anak sejenius dan "segila" Mora harus cepat pergi?," tulisNurulArifin.