"La, wong elek ngene (lha, orang jelek begini)," elakEdhiSunarso.
Meski demikianSoekarnotetap bersikukuh pada pendiriannya.
"Ora opo-opo, sing penting gagah (tidak apa-apa, yang penting gagah)," jawabSoekarno.
Pada akhirnyaEdhiSunarsojadi modelPatungDirgantaradan kiniPatungDirgantarapun biasa disebutPatungPancoran.
Dilansir dari Kompas.com,pembuatan Patung Dirgantara berkaitan erat dengan visi Presiden Soekarno soal dunia kedirgantaraan Indonesia.
Soekarno meminta sang pematung, Edhi Sunarso, membuat Patung Dirgantara untuk menghormati para pahlawan penerbang Indonesia.
"Kita memang belum bisa membuat pesawat terbang, tetapi kita punya pahlawan kedirgantaraan Indonesia yang gagah berani. Kalau Amerika dan Soviet bisa membanggakan dirinya karena punya industri pesawat, kita juga harus punya kebanggaan," ujar Soekarno kepada Edhi tahun 1964.
Ucapan Soekarno kepada Edhi itu ditulis dalam buku Konservasi Patung Dirgantara yang diterbitkan Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta pada 2015.
Patung Dirgantara rancangan Edhi menampilkan figur seorang lelaki berotot dengan sehelai kain terjuntai di bagian bahu yang seolah tertiup angin.
Ekspresi wajahnya keras, mulut mengatup, dan tatapan mata tajam menatap lurus ke depan.
Gestur tubuhnya digambarkan melaju dan akan melesat menuju angkasa. Soekarno menyetujui rancangan patung tersebut.