Demi membayar biaya sekolah, Jeric pun harus bersusah payah kerja serabutan mulai dari jadi pelayan di gerai makanan cepat sajihinggamenjadi pembantu rumah tangga.
Untungnya, Jeric dikelilingi para dosen yang begitu baik padanya, terlebih setelah mereka mendengar kisah Jeric.
Mereka menawari Jeric makan, memberi uang untuk ongkos dan perlengkapan sekolah, bahkan menyambut Jeric di rumah mereka.
Ketika hari kelulusan kuliah tiba, Jeric tidak pernah kehilangan harapan bahwa orang tuanya akan datang dan melihatnya.
Tapi, sama seperti wisuda sebelumnya, mereka tidak pernah datang.
Saat namanya dipanggil untuk naik ke panggung, Jeric mencoba berjalan dengan rasa bangga namunakhirnya tangisnya pecah lantaran orangtuanya kembali tidak datang.
"Satu demi satu nama lulusan dipanggil dan mereka semua naik ke panggung bersama orangtua mereka, sedangkan orangtuaku tidak pernah datang."
Mengetahui orangtua Jeric kembali tak datang, salah dosen Jeric pun menemaninya naik ke atas panggung.
Akhirnya sang mahasiswa ditemani oleh para dosen yang sayang kepadanya
"Namun ketika nama saya dipanggil, dosen saya datang ke tempat duduk saya dan menemani saya ke atas panggung."
"Ketika saya berjalan, salah satu dosen saya berdiri di panggung menunggu saya dan memeluk saya."