Keempat korban pun tak kuasa menangis setiap kali melihat wajah ayah mereka.
Karenanya, identitas pelaku tidak dapat disebutkan untuk melindungi korban.
Kronologi
Keluarga ini awalnya tinggal di distrik Ang Mo Kio, Singapura Utara.
Kemudian, mereka pindah ke rumah susun baru di distrik Canberra sejak November 2017 yang berjarak 8 kilometer dari rumah lama.
Korban pertama adalah putri tertuanya yang diberi inisial V1.
Hakim Tan mencatat bahwa eksploitasi seksual pria itu terhadap anak-anaknya, dimulai ketika putri sulungnya baru berusia 6 tahun pada tahun 2004.
Kata hakim Tan, ada perencanaan yang jelas karena pelaku mengambil langkah sengaja untuk memisahkan anak-anaknya dari keluarga untuk dirudapaksa.
Contohnya adalah ketika pelaku membawa V1 ke kamar di flat baru yang masih dalam pembangunan dan memperkosanya di sana.
Kemudian, saat korban duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD) pada 2016, pelaku makin ber aksi keji.
Korban yang ketika itu berusia 11 tahun menyebut bahwa ayahnya berdalih ingin membersihkan alat kelaminnya.