Follow Us

Tak Sebabkan Penyakit Parah, WHO Tegaskan Virus Omicron Tak Boleh Dianggap Remeh hingga Peringatkan Hal Ini Agar Sistem Perawatan Kesehatan Tak Kewalahan

Lina Sofia - Sabtu, 08 Januari 2022 | 14:22
 
Covid-19 varian Omicron.
Pixabay.com
Pixabay.com

Covid-19 varian Omicron.

Akan tetapi, laporan yang ada sejauh ini tidak memberikan rincian lengkap tentang studi maupun usia pasien yang dianalisis.

Dampak varian Omicron pada orang tua merupakan salah satu pertanyaan besar yang belum terjawab, karena sebagian besar kasus yang dipelajari meneliti kelompok usia yang lebih muda.

Di samping itu, Tedros mengulangi seruannya untuk kesetaraan global terkait distribusi dan akses ke vaksin Covid-19.

"Berdasarkan tingkat peluncuran vaksin saat ini, 109 negara tidak dapat mencapai target WHO untuk 70 persen populasi dunia untuk divaksinasi penuh pada Juli," kata Tedros.

Target ini, dinilai dapat mengakhiri pendemi Covid-19 yang telah berjalan selama dua tahun.

"Vaksin booster di sejumlah kecil negara tidak akan mengakhiri pandemi sementara miliaran orang sama sekali tidak terlindungi (vaksin)," katanya.

Penasihat WHO Bruce Aylward mengatakan, sebanyak 36 negara bahkan belum mencapai 10 persen cakupan vaksinasi Covid-19.

Sebanyak 80 persen pasien yang mengalami penyakit parah di seluruh dunia belum divaksinasi.

Dalam laporan epidemiologi mingguannya, WHO mengatakan kasus Covid-19 meningkat 71 persen atau 9,5 juta kasus dalam sepekan.

Sementara kasus kematian akibat infeksi virus corona turun 10 persen, atau sekitar 41.000 kasus.

Baca Juga: Waspada! Awalnya Dinyatakan OTG, Warga Surabaya yang Terinfeksi Omicron Ternyata Sempat Keluhkan Gejala Ini!

Di tengah penyebaran cepat bak kilatvarianOmicron, beberapa pasien melaporkan gejala baru yang aneh yakni keringatmalam.

Source : Kompas.com Tribun Timur

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular