Namun korban kalah tenaga hingga terjadilah peristiwa tersebut.
“Karena kondisi saat itu sepi karena hampir semua santri pulang tidak ada yang mengetahui perbuatan pelaku.
Korban sempat melawan, namun kalah tenaga,” ujar Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) OKU Selatan AKBP Indra Arya Yudha, Jumat (31/12/2021).
Aksi bejat pelaku bisa terkuak usai korban melahirkan bayi prematur.
Bayi tersebut dilahirkan S di kamar mandi asrama pondok pesantren pada 21 Desember 2021.
Mengetahui hal tersebut, para santri dan pengajar merasa curiga lantaran korban diketahui belum menikah.
Kemudian saat ditanya soal siapa ayah si bayi, baru lah ia menceritakan fakta sesungguhnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres OKU Selatan AKP Acep Yuli Sahara menjelaskan, korban tak berani melaporkan kejadian perkosaan itu karena takut terhadap pelaku.
"Korban takut melaporkan kejadian ini karena takut kepada pelaku, sebab MST adalah pemilik pondok pesantren tersebut," ungkapnya, Minggu (2/1/2022).
Keluarga korban kemudian melaporkan kasus perkosaan tersebut ke polisi.
“Karena curiga korban belum menikah, akhirnya terkuak pelaku adalah guru di sana (pesantren). Sehingga kasus ini dilaporkan dan pelaku kita tangkap,” kata Kapolres.