Hubungan keduanya juga baik, sehingga sang suami menerima kenyataan bahwa istrinya tidak akan memiliki anak lagi.
Ia pun rela membesarkan anak tiri seperti anaknya sendiri. Namun, jauh di lubuk hatinya, dia masih ingin memiliki anak dari darahnya sendiri.
Ketika putri tirinya mencapai usia dewasa, dengan alasan perselisihan emosional, Vuong dua kali meminta cerai dari suaminya pada tahun 2019 dan 2021.
Melihat situasi ini, Li meminta istrinya untuk membayar biaya kerugian semuanya sebesar 150.000 yuan (Rp 335 juta) selama lebih dari 10 tahun menikah.
Meski itu awalnya hanya ancaman untuk istrinya agar mengurunkan niat cerai, tetapi Vuong masih saja bersikeras untuk bercerai.
Hal itu membuat Li dan orang tuanya sangat sedih.
Tak tahan lagi menlihat situasi tersebut Li menggugat istrinya ke pengadilan.
Pada bulan Desember 2021, Pengadilan Rakyat Distrik Dong Nam, Kota Chongqing, China menolak gugatan Li.
Pengadilan menyatakan bahwa kelahiran anak bukanlah hasil yang tak terelakkan dari pernikahan, dan wanita bukanlah alat untuk menghasilkan keturunan.
Warga negara memiliki hak untuk memiliki anak, dan pada saat yang sama memiliki kebebasan untuk memilih atau tidak memiliki anak.