Klitih adalah salah satunya dan mengarah ke kriminal karena melukai orang lain bahkan bisa mengancam nyawa orang lain.
"Ada juga kenakalan remaja yang iseng, kalau iseng perlakuan tidak semua ke ranah hukum. Perlu pembinaan secara khusus, misalnya dimasukkan ke panti jompo sentuh hatinya dengan merawat lansia," katanya.
Sari Murti menambahkan butuh tempat khusus bagi anak-anak pelaku klitihyang mendapatkan diversi, karena saat pelaku mendapatkan diversi pelaku dikembalikan ke orangtua masing-masing.
"Itukan kembali ke keluarga atau LPKS, itukan harus ada yangnampani(menerima). Orangtuanya disiapkan, kalau orangtua nggak siap nantibaleni meneh(ulang kembali)," kata dia.
Ia berharap kepada Pemerintah DIY agar dalam melakukan penangananklitihtidak terjadi tumpang tindih.
Terlebih saat ini setiap organisasi perangkat daerah (OPD) memiliki tupoksi yang sama.
Lebih lanjut, Sari Murti menambahkan, yang terpenting adalah mensinergikan setiap program OPD. Sehingga, kebersamaan dalam melakukan penanganan klitih ini dapat lebih optimal.
"Harus lebih matang dulu konsepnya, jangan tumpang tindih antar OPD. Juga butuh pemetaan kenakalan remaja ini seperti apa," kata dia.
Dilansir dariTribun Jogja,padaSenin (27/12/2021) malam tepatnya di sekitaran XT Square, Jalan Veteran, Umbulharjo, KotaYogyakartamuncul gerombolan remaja tak dikenal membawa sajam jenis parang.
Seorang warga yang menyaksikan, Nova Ardiyanto mengatakan, para gerombolan itu mengendarai sepeda motor.
Dia menyebut peristiwa itu terjadi pada Senin malam sekitar pukul 22.20 WIB.