"Pemakaian payung menyebakan sasaran bertambah tinggi sehingga memungkinkan lebih mudah tersambar petir, karena lebih dekat ke lidah petir," ujarnya.
Berdasarkan analisisnya, truk-truk besar di sekitar lokasi juga bisa menjadi titik sambar petir, khususnya di daerah pertambangan.
Ia menerangkan, truk-truk tersebut merupakan easy target bagi petir karena strukturnya yang tinggi dan besar.
"Melihat ada tiang di samping belakang dan truk besar di depannya, yang bersangkutan ada di daerah sambaran petir," jelas dia.
"Sehingga final jump dari lidah petir lebih dekat ke yang bersangkutan dengan payungnya," sambungnya.
Kondisi korban
Mengutip Tribunnews.com, pasca tersamabr petirAR langsung tergeletak dan tak sadarkan diri.
Akibat sambaran petir, Abdul harus dirawat di rumah sakit. Meski sambaran petir begitu mengerikan, korban dipastikan selamat dan kini kondisinya membaik.
"Dia sempat dirawat di rumah sakit Koja selama empat hari, saat ini kondisi sudah membaik. Luka bakar di bagian tangan sebelah kiri," jelas Alex.
Alex menyebut bahwa dirawat selama 4 hari di RS Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara. Kini, Slamet sudah diperbolehkan pulang ke rumah.
GridPop.ID (*)