"Yang lain-lain rumah itu runtuh semua, pohon-pohon roboh," kata Lasiati.
"Alhamdulillah saya baca salawat, istigfar, azan di rumah itu."
Saat itu, kata Lasiati kondisi sudah gelap gulita tak terlihat apa-apa.
"Di sebelah saya jalannya lavanya, dekat, enggak jauh," ungkap Lasiati.
"Saya enggak tahu hidup atau mati waktu itu," tuturnya.
"Saya cuma bisa berdoa, baca salawat sama azan, saya pasrah sama Allah SWT."
"Alhamdulillah saya diberi keselamatan karena Allah," kata Lasiati.
Ketika di sana, Lasiati juga mendengar hujan batu berukuran sedang menerpa genteng rumah tersebut.
Hal yang dilakukan oleh Lasiati agar dapat bertahan hidup ketika berlindung adalah menggunakan mukena sebagai masker agar dapat bernapas.
Diceritakan pula bahwa Lasiati kehilangan delapan anggota keluarganya.
Selain itu dua teman Lasiati juga meninggal dunia, sementara enam lainnya tak diketahui keberadaannya.