Sebagai informasi tambahan, prosesi pernikahan etnis Tionghoa memiliki banyak keistimewaan.
Ritual yang panjang dengan makna mendalam seringkali menjadi esensi sakral untuk dinikmati pasangan bersama dengan kerabat terdekat.
Namun, menurut Anindita Dewayani, pemilik Seserahan by Rose Arbor, tren pernikahan intim memengaruhi runutan prosesi yang ada.
Banyak pasangan dan keluarga yang memilih untuk mempersingkat dengan tidak menjalani seluruh rangkaian prosesi.
Seringkali, adat yang dijalani malah dikolaborasikan dengan suku, seperti Tio Chiu, Hokkian, Konghu, dan Hakka.
Namun, tak jarang juga pasangan pengantin yang memilih untuk menjalani rangkaian prosesi sesuai dengan tradisi keluarga turun temurun.
Dilansir dari Kompas.com,ritual pun dimulai jauh sebelum pesta pernikahan berlangsung.
Bertempat di kediaman calon pengantin wanita, biasanya pihak keluarga pria akan menggelar acara lamaran, untuk menentukan waktu yang tepat dalam melangsungkan acara pernikahan.
Dalam acara ini, akan ada yang berperan sebagai match maker dari pihak keluarga calon mempelai pria, dan menyampaikan pada pihak perempuan, bahwa pasangan calon pengantin ini cocok untuk menjadi suami istri.
Apabila saran dari sang match maker ini diterima, maka akan berlanjut pada tahap acara sangjit.
Sangjit merupakan prosesi seserahan yang dilakukan sekitar satu bulan sebelum acara pernikahan.