GridPop.ID - Publik dikejutkan dengan aksi seorang pria yang mencoba bunuh diri imbas depresi karena sakit yang diderita.
Dilansir dari Kompas.com, pria berinisial AR (29) tersebut berniat mengakhiri hidupnya dengan berusaha meloncat dari lantai 4 rumah sakit di Menteng, Jakarta Pusat.
Namun, aksi percobaan bunuh diri tersebut gagal usai petugas dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat berhasil mencegah aksi pelaku.
Kasudin Gulkarmat Jakarta Pusat Asril Rizal mengatakan, pihaknya mendapat laporan terkait pria yang hendak bunuh diri pada Rabu (27/10/2021) sekitar pukul 08.00 WIB.
"Diduga pelaku melakukan percobaan bunuh diri, depresi karena menderita sakit paru kronis dan minta didampingi keluarga di RS," kata Asril.
Kasus di atas menjadi salah satu contoh dari dampak depresi bagi seseorang.
Dilansir dari Tribun Health, selain karena sakit, bisa juga kondisi pandemi Covid-19 menjadi faktor pemicu terjadinya depresi.
Perhimpunan dokter spesialis kesehatan jiwa mencatat, terdapat peningkatan kasus depresi hingga 57,6% saat pandemi.
Dokter menerangkan, terdapat 3 gejala utama pasien yang mengalami depresi.
Hal ini disampaikan oleh Psikiater, dr. Danardi Sosrosumihardjo yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat.
Gejala utama depresi antara lain:
1. Sedih yang berkepanjangan, dimana seseorang merasa sedih selama 14 hari.
2. Kehilangan energi dan kehilangan semangat
3. Kehilangan rasa gembira
Kondisi ini sering dikenal sengan istilah anhedonia dalam dunia medis.
Biasanya pasien kehilangan kenikmatan terhadap hobi serta kehilangan akan suatu hal yang sebelumnya disukai.
Alhasil timbul rasa tidak nyaman.
Umumnya seseorang yang mengalami depresi menjadi murung dan menarik diri dari lingkungan.
Tak hanya itu saja, hal ini bisa menyebabkan kualitas tidur ikut terganggu.
Bahkan nafsu makan bisa menurun dan kehidupan seksual juga ikut terganggu.
Terkadang ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri muncul.
Dokter menuturkan jika tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa menjadi gejala depresi.
"Pada dasarnya bahwa seseorang itu ketika mengalami depresi, karena cemas dan depresi terkadang timbal balik menyebabkan seseorang menjadi susah untuk tidur," imbuhnya.
Saat seseorang mengalami sedih berkepanjangan, menyebabkan kesulitan tidur cukup dan mudah terbangun dari tidurnya.
Kondisi ini juga bisa menyebabkan seseorang tidak bisa kembali tidur.
Seringkali penderita depresi merasa putus asa dan tidak berdaya.
"Semangatnya hilang, terus merasa tidak berdaya, merasa tidak berguna lagi dalam hidup ini," tambahnya.
GridPop.ID (*)