Apabila selama ini kamu berpikir memiliki kulit yang sensitif, mungkin saja sebenarnya skin barrier kamulah yang sedang rusak.
Menurut dermatolog dan pendiri Epiocone, Carl Thornfeldt, banyak hal yang bisa menyebabkan skin barrier menjadi rusak.
“Polusi udara, sinar UV, asap rokok, terlalu sering mencuci tangan atau wajah, stres fisik dan emosional, atau bahkan kurang tidur bisa menyebabkan skin barrier rusak,” ujar Carl Thornfeldt, dikutip dari Teen Vogue.
Selain itu, produk-produk yang terlalu agresif yang bisa menghilangkan minyak alami dan kelembapan di kulit juga bisa menyebabkan dehidrasi, kemerahan, dan kulit menjadi sensitif.
Lalu, bagaimana cara membedakan kulit yang memang sensitif dengan skin barrier yang rusak?
Kawan Puan, untuk membedakannya sebenarnya sangat mudah, lo.
Menurut Rebecca Kazin, seorang dermatolog dari Washington Institute of Dermatologic Laser Surgery dan John Hopkins Department of Dermatology, jika kamu memang tidak terekspos dengan hal yang bisa menyebabkan skin barrier rusak, maka kamu memiliki kulit sensitif.
“Mereka yang memiliki kulit sangat kering dan mereka yang tinggal di tempat yang cuacanya ekstrem lebih rentan mengalami masalah skin barrier,” ujarnya.
Artinya, jika kamu sehari-hari tidak terpapar dengan polusi dan tidak memakai skincare dengan kandungan aktif berlebihan, tetapi kulit rentan bermasalah, maka kamu memiliki kulit yang sensitif.
Meskipun keduanya memiliki tanda-tanda yang mirip, sebenarnya keduanya merupakan hal yang betul-betul berbeda.