Kala itu, ia dan keluarganya melarikan diri ke Kongo karena adanya peperangan diRwanda.
Saat mereka kembali dari Kongo, ledakan bom membuat kakiJeanluka serius sampai sempat koma.
Dua bulan bangun dari koma,Jeanbaru mengetahui satu kakinya hilang.
Setelah melakukan pemeriksaan dan banyak scan, dokter memutuskan untuk mengamputasi kakinya saat usiaJean7 tahun.
Dokter mengaku takut jika itu dapat menyebabkan penyakit kanker.
Setelah diamputasi,Jeantumbuh dengan membenci dokter, bahkan menganggapnya musuh.
Ibu dan ayah sempat merawatnya dengan baik, namun, orangtuanya terlebih dahulu meninggalkanJean.
Lebih menyedihkan lagi,Jeankemudian ditinggal oleh adiknya sendiri dan beberapa keluarga tak mengizinkanJeantinggal bersama karena cacat.
Dia menjadi depresi bahkan, sempat terpikir bunuh diri karena tak bisa melakukan hal-hal normal seperti anak-anak lain.
Suatu hari, dia dibawa ke rumah sakit dan diberi kinesio terapi. Ia mendapat bantuan kaki palsu dari dokter.
Jean pun bertemu dengan banyak orang penyandang disabilitas lain, dukungan menghampirinya.