"Ini setara dengan memakan kari pedas yang sangat enak dan menjadi 'ooo itu pedas'."
Selama melakukan hobinya, Steve telah menggunakan racun dari 35 lebih jenis ular yang berbeda termasuk king kobra, mamba hitam, bahkan ular paling berbisa di bumi, dan memiliki bisa favorit.
"(Saya) suka bisa yang membusuk lengan Anda dan memakan kaki Anda. Neurotoksin jauh 'bersih' dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan atau menghancurkan sel darah merah."
Bagi Steve, ular derik dan ular berbisa pohon adalah barang koleksi karena racunnya bersifat hemotoksik, artinya mereka menargetkan tubuh dan bukan otak (neurotoksik, yang melumpuhkan otot).
Steve sangat menyadari bahwa hobinya sangat berbahaya, dan memiliki pesan yang sangat jelas kepada siapa pun yang mempertimbangkan melakukan apa yang dia lakukan, dan sebaiknya tidak melakukannya.
"Saya tidak mendorong orang lain untuk melakukan apa yang saya lakukan, saya memiliki lubang dan bekas luka di sekujur tubuh saya dari itu."
“Saya juga tidak pernah menyuntik orang lain, tetapi saya pernah berada di sekitar orang-orang yang melakukannya. Hobi Steve Ludwin kemudian menarik perhatian para profesional medis, dan dia dites beberapa kali oleh Universitas Kopenhagen. Ia juga sangat berharap bisa ular dapat digunakan untuk membuat vaksin Covid-19.
Dilansir dari Tribun Bali,Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, Dr. dr. Tri Maharani, M.Si. Sp.EM, menilai banyak orang keliru dengan mengira racun dari ular masuk ke tubuh manusia melalui pembuluh darah.
Padahal racun itu masuk melalui kelenjar getah bening.
Dia melihat kekeliruan pemahaman tersebut akhirnya menghasilkan banyak mitos atau informasi yang salah mengenai cara memberikan pertolongan pertama yang tepat saat digigit ular.
Misalnya, langsung memijat, mengikat, atau menghisap darah dari area yang tergigit ular.