Setelah mandi, kuncen mengarahkan untuk membuang celana dalam atau kaus dengan tujuan untuk buang sial.
"Kebanyakan yang dibuang celana dalam. Katanya untuk buang sial," ujar dia.
Peziarah biasanya banyak yang mengunjungi puncak Gunung saat bulan Maulud.
Para pengunjung justru kebanyakan datang dari luar Karawang.
Kata Solihin, dalam suatu waktu mereka pernah menemukan pakaian dalam yang dibuang mencapai 10 hingga 20 karung.
"Tapi karena sekarang sering dibersihkan, jadi mungkin enggak sebanyak itu," ujar Solihin.
Dilansir dari TribunJabar.ID, Disparbud Kabupaten Karawang buka suara menanggapi hal ini.
Kepala Disparbud Kabupaten Karawang Yudi Yudiawan menyayangkan ritual peziarah dengan membuang pakaian dalam di Gunung Sanggabuana.
"Kita menyayangkan dengan adanya aktivitas tersebut,
karena mengotori wilayah Gunung Sanggabuana," kata Kepala Disparbud Kabupaten Karawang, Yudi Yudiawan saat dihubungi Tribun Jabar, Senin (25/10/2021).
Ia menerangkan, harusnya Gunung Sanggabuana yang menjadi kawasan wisata alam dan tempat konservasi itu harus dijaga kebersihannya.