"Kami harus memesan yang baru," kata Schwarz.
Menurut laporan media, para pakar industri seks memperkirakan orang-orang dengan fetish (kegilaan) pada boneka seks adalah kelompok yang sedang berkembang dan mereka mengharapkan lebih banyak boneka dibuat oleh rumah bordil.
Awal tahun ini boneka seks Fanny menjadi superstar terlaris dari Kontakthof, rumah bordil di ibukota Austria di Wina.
Dan pada malam hari boneka Fanny mendapatkan lebih banyak pelanggan daripada pelacur.
Tidak lama kemudian di Ars Electronica Festival di kota Linz, sebuah boneka seks silikon interaktif bernama Samantha menjadi bintang yang sangat populer sehingga banyak pengunjung meraba-raba dadanya dan mengotori tubuhnya.
Psikolog Austria Gerti Senger menjelaskan mengapa beberapa pria lebih tertarik tidur bersama boneka seks daripada wanita sejati.
"Pertama, orang itu bisa melakukan apapun dengan boneka itu. Kedua, setiap niat dimatikan, yang bisa menjadi faktor bersama pelacur," jelas Senger.
Tapi Senger, yang adalah co-chair di Austrian Society for Sexual Research (OeGS), mengatakan dia terkejut oleh beberapa boneka yang lebih populer daripada pelacur nyata dan menyebutnya 'kecenderungan autistik yang nyata'.
Sementara itu, dilansir Tribun Kesehatan, seorang akademisi mengingatkan munculnya fenomena 'digiseksual' di masyarakat.
Peringatan itu muncul setelah sebuah penelitian meneliti tentang meningkatnya jumlah pengguna boneka seks—termasuk terhadap sebuah rumah bordil pertama yang mempekerjakan boneka seks sebagai pekerjanya.
Penelitian itu juga didukung oleh semakin masifnya perusahaan yang mengembangkan boneka seks berteknologi tinggi dengan kulit silikon, punya kemampuan menggoda, dan mensimulasikan orgasme.