Mereka melakukannya di sebuah lapangan.
Dalam film dokumenter yang diterbitkan berjudulBroadly Brides for Sale, oleh Milene Larsson, Alice Stein menyaksikan satu keluarga dari dekat mereka bertemu calon suami mereka.
Masyarakat menyebut tradisi ini dianggap sangat penting bagi komunitas Kalaydzhi untuk bertahan hidup.
Wanita-wanita Kalaydzhi ini juga biasanya harus perawan demi menjaga reputasi mereka.
Uniknya, mereka wanita yang dijual di pasar ini masih perawan, sesuai dengan reputasi di komunitas mereka.
Harganya juga bermacam-macam, ada yang membayar rata-rata 290 dolar AS hingga 350 dolar AS, (Rp4-5 juta) untuk pengantin mereka, bisa juga lebih tinggi.
Bahkan jika seorang gadis sudah tidak perawan, maka keluarganya akan dipermalukan dan tawarannya akan dikurangi.
"Jika gadis itu bukan perawan ketika Anda menjualnya, mereka akan memanggil kami pelacur, pelacur dan perempuan tercela," kata Vera dikutip dariStillunfold.
Putrinya, Pepa, juga setuju dengan hal itu.
"Perempuan Kalaydzhi haruslah perawan ketika mereka pertama kali menikah.Ini sangat penting karena banyak uang diberikan untuk keperawanan."