Teman sekamartaruna itu tidak melihat apa-apa tetapi mengatakan bahwa ada suasana dingin terasa lain di ruangan itu.
Hantu itu digambarkan sebagai Prajurit paruh baya yang mengenakan seragam antik dari tahun 1830-an, musket, topi shako, dan kumis stang.
Hantu itu mendapat julukan "The Pusher" karena kehadirannya yang sedingin es.
Memaksa korban lain untuk tidak bergerak sampai tekanan dari fisiknya yang kabur dan bercahaya menghilang.
MenurutThe New York Times, The Pusher muncul untuk kedua kalinya di sebuah area yang dikenal sebagai Bureau.
Salah satu taruna yang mereka wawancarai menceritakan bahwa hantu itu berjalan keluar di tengah sekelompoktarunadan menyebabkan mereka berteriak.
Mereka juga saling berpelukan dan berdoa dengan rosario.
Baca Juga: Heboh Wanita Cantik Dijatuhi Vonis Hakim Meski Sudah Meninggal Dunia, Alasannya Bikin Syok
Laporan melihatnya selama tahun-tahun berikutnya, tetapi The Pusher tak terlihat kembali tempat dia pertama kali muncul.
Kamar 4714 tidak lagi ditempati oleh taruna, Ruangan itu diubah menjadi area belajar dan tampaknya dikucilkan.
Karena tidak ada catatan paranormal lain yang didokumentasikan sejak 1972.
Bangunan itu telah berganti nama menjadi Scott Barracks.