Selain wajah, terdapat kaki tanpa tulang dan trichobothria atau rambut pengindraan yang menunjukkan bahwa mereka adalah keluarga laba-laba Lagonomegopidae, kelompok laba-laba yang sudah punah.
Mereka hidup di belahan bumi utara selama periode kapur atau sekitar 145 juta hingga 66 juta tahun lalu.
Para peneliti mengatakan, ciri-ciri yang dimiliki oleh Lagonomegopidae termasuk dua mata besar di kepala, mirip seperti laba-laba lompat.
Tidak hanya itu, mata besar mereka mengindikasikan bahwalaba-laba Lagonomegopidaekemungkinan adalah pemburu bebas dan bukan laba-laba pembuat jaring, karena laba-laba pembuat jaring biasanya memiliki penglihatan yang buruk.
Sementara, tiga bongkahan lainnya berisi anak laba-laba serta beberapa benang laba-laba sutra, beberapa kaki arthropodan dan tawon.
Tiga bongkahan itu masing-masing menampakkan 24, 36 dan 34 ekor anak laba-laba.
Setiap bongkahan diperkirakan terdiri dari kelompok saudara kandung laba-laba yang unik, karena mereka berukuran hampir sama.
Pada salah satu bongkahan, terdapat anak dengan sutra laba-laba yang melilit potongan detritus, bahan biogenik yang mengalami pembusukan oleh mikroba, yang mungkin merupakan bagian dari sarang buatan induk untuk menjaga kantung telur.
Hal ini sekaligus mengungkapkan bahwa setelah menetas, anak laba-laba akan tetap bersama induknya di sarangdaripada langsung menyebar.
Saat ini, temuan fosil tertua perawatan induk laba-laba tersebut disimpan di Laboratorium Kunci Evolusi Serangga dan Perubahan Lingkungan, diCollege of Life Sciences, Capital Normal University,Beijing, Cina.
Sebagian besarlaba-laba yang ada di rumah memang tidak beracun, tetapi juga bisa menggangu kenyaman di rumah.